Analisis Efisiensi Pemasaran Dan Tingkat Kesejahteraan Lembaga Pemasaran Di Kawasan “Segitiga Emas” Budidaya Ikan Hias Jawa Timur

Perikanan merupakan sektor penting dalam menunjang ekonomi Negara Indonesia, perikanan di Negara ini terbagi menjadi 3 jenis sektor periknan yaitu jenis perikanan laut, perikanan tambak, dan perikanan tawar. Berdasarkan laporan tahunanKementrian Kelautan dan Perikanan (2016), Pada tahun 2016 menghasilkan produksi perikanan tangkap sebesar 6,83 juta ton dari target 6,58 jutan ton atau 103,82%, sedangkan perikanan budidaya sebesar 16,68 juta ton yang terdiri dari pembudidaya ikan sebanyak 4,9 juta ton dan rumput laut sebanyak 11,7 jutan ton. Jumlah produksi perikanan budidaya belum mencapai target karena faktor anomali cuaca dan normalisasi perairan umum. Penelitian dilaksanakan di di Kawasan "Segitiga Emas" Budidaya Ikan Hias, Jawa Timur di mulai tanggal 5 maret sampai 12 april 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis 1) sistem pemasaran pada Kawasan "Segitiga Emas" Budidaya Ikan Hias Jawa Timur dengan pendekatan SCP. 2) tingkat kesejahteraan rumah tangga lembaga pemasaran di Kawasan "Segitiga Emas" Budidaya Ikan Hias. 3) pendapatan usaha perikanan dan kontribusinya terhadap pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga lembaga pemasaran di kawasan "Segitiga Emas" Budidaya Ikan Hias. 4) hubungan efisiensi pemasaran perikanan terhadap kesejahteraan rumah tangga lembaga pemasaran di Kawasan "Segitiga Emas" Budidaya Ikan Hias. 5) perbedaaan kesejahteraan antara produsen dan pedagang. 6) Mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan Lembaga pemasaran. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.Data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu analisis marjin pemasaran, dan tingkat kesejahteraan antar lembaga pemasaran. Data yang menggunakan pendekatan kualitatif diantaranya terdiri dari komponen pemasaran, analisis SCP (Structure, Conduct and Performance), dan tingkat kesejahteraan lembaga pemasaran. Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dari kegiatan observasi lapang, wawancara dan pengisian kuisioner oleh responden penelitian yang terdiri dari kelompok nelayan, instansi yang terlibat dan lembaga-lembaga pemasaran lainnya. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi dari Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), penelitian terdahulu, artikel ilmiah dan instansi atau lembaga yang terkait dalam proses penelitian ini. Analisis SCP (Structure, Conduct and Performance) pada penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 5 saluran pemasaran. Struktur pasar mengarah pada pasar yang tidak kompetitif karena jumlah petani lebih banyak daripada pedagang perantara, adanya hambatan keluar masuk pasar, dan informasi pasar yang tidak merata sehingga struktur pasar dapat dikatakan belum efisien. Berbeda dengan struktur pasar yang tidak kompetitif, perilaku dan penampilan pasar mengarah pada pasar yang kompetitif atau efisien. Perilaku pasar mengarah pada pasar kompetitif karena proses penentuan harga ikan Hias antara pembudidaya dan pedagang perantara dilakukan melalui proses tawar menawar tidak terdapat penentu harga vii merata sehingga struktur pasar dapat dikatakan belum efisien. Berbeda dengan struktur pasar yang tidak kompetitif, perilaku dan penampilan pasar mengarah pada pasar yang kompetitif atau efisien. Perilaku pasar mengarah pada pasar kompetitif karena proses penentuan harga ikan Hias antara pembudidaya dan pedagang perantara dilakukan melalui proses tawar menawar tidak terdapat penentu harga (price maker) dan penerima harga (price taker), semua lembaga pemasaran melakukan promosi penjualan, taktik pemasaran, dan fungsi pemasarana. Penampilan pasar mengarah pada pasar yang efisien jika dilihat dari margin pemasaran, nilai farmer share dan efisiensi pemasaran. Tingkat kesejahteraan lembaga pemaran ada dua sumber yaitu menurut BPS dan BKKBN. Berdasar hasil penginputan dari BPS tingkat kesejahteraan terbagi menjadi tiga golongan yaitu kesejahteraan tinggi, sedang dan rendah. Lembaga pemasaran dengan tingkat kesejahteraan tinggi yaitu produsen sebesar 63%, kesejahteraan terendah ada di lembaga pemasaran yaitu produsen sebesar 3.3%. Bedarsarkan hasil penginputan dari BKKBN tingkat kesejahteraan terbagi menjadi 5 golongan yaitu keluarga pra sejahtera (KPS), keluarga sejatera I (KS I), keluarga sejahtera II (KS II), keluarga sejahtera III (KS III), dan keluarga sejahtera III plus (KS Ill Plus). Lembaga pemasaran dengan tingkat yang tertinggi ialah produsen dan berada di posisi KS Ill Plus sebesar 30% dan terendah ialah blantik (pialang) dan berada di posisi KS I sebesar 13%. Berdasarkan Berdasarkan hasil regresi linear sederhana hubungan efisiensi pemasaran dan Kejahteraan Lembaga pemasaran bersifat negatif. Artinya semakin rendah nilai efisiensi pemasaran maka kesejateraan semakin tinggi. Hal ini didasari oleh jika efisiensi pemasaran efisien, maka pelanggan akan puas dan loyal, hal ini berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga Lembaga pemasaran dan akan berpengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga Lembaga pemasaran. Saran bagi pemerintah hendaknya meningkatkan pengelolaan sumberdaya perikanan, memberikan pelatihan mengenai pengelolaan manajemen keuatigan, dan membantu menyediakan pasar yang lebih luas. Bagi masyarakat dengan adanya usaha perikanan ini dapat meningkatkan taraf kesejahteraan. Bagi Lembaga akademisi sebagai informasi yang digunakan untuk bahan penelitian lebih lanjut